Asbabun Nuzul Al Qadr
Meskipun terdapat perbedaan pendapat terkait lokasi diturunkannya surat Al Qadr, para ulama menyepakati bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam Lailatulqadar.
Terkait asbabun nuzul Al Qadr, para ulama juga berbeda pendapat. Apabila merujuk pada tafsir Abdurrazzaq Al Mahdi dalam kitab Al Jami' Li Ahkamil Qur'an, dikatakan bahwa tidak ada riwayat sahih yang bisa dijadikan dalil tentang asbabun nuzul Al Qadr.
Sebenarnya ada beberapa tafsir yang menyebutkan beberapa penjelasan asbabun nuzul Al Qadr, tetapi dianggap lemah perawinya. Berikut penjelasan terkait asbabunnuzul tersebut.
QS. Al-Waqiah Ayat 47
وَكَانُوۡا يَقُوۡلُوۡنَ اَٮِٕذَا مِتۡنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبۡعُوۡثُوۡنَۙ
Wa kaanuu yaquuluuna a'izaa mitnaa wa kunnaa turaabanw wa izaaman'ainnaa lamab'uusuun
dan mereka berkata, "Apabila kami sudah mati, menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?
Golongan kiri itu tidak mempercayai adanya hari kebangkitan, dan mereka selalu mengatakan, “Apakah bila kami mati, dikubur, dan menjadi tanah dan tulang belulang kami hancur, apakah sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali seperti saat di dunia ini?
Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri itu menerima siksa yang sedemikian pedihnya. Dahulu, sewaktu mereka hidup di dunia semestinya mereka wajib beriman kepada Allah dengan menjalankan pelbagai amal saleh serta menjauhkan larangan Tuhannya, tetapi yang mereka jalankan adalah sebaliknya, yaitu: a. Mereka hidup bermewah-mewah. b. Mereka tidak berhenti-hentinya mengerjakan dosa besar. c. Mereka mengingkari adanya hari kebangkitan.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-WaqiahSurat Al Waaqi'ah terdiri atas 96 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Thaa Haa. Dinamai dengan Al Waaqi'ah (Hari Kiamat), diambil dari perkataan Al Waaqi'ah yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَٱلْأَزْلَٰمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 90 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan penting dari ayat ini. Diketemukan variasi penjabaran dari banyak mufassirin berkaitan kandungan surat Al-Ma’idah ayat 90, sebagiannya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaWahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya serta melaksanakan syariatNya, sesungguhnya khamar, yaitu segala yang memabukkan dan menutup kesadaran akal, dan maisir, yaitu perjudian, yang mencakup seluruh jenis pertaruhan dan lainnya, yang di dalam prakteknya terdapat taruhan dari kedua belah pihak dan menghalangi dari mengingat Allah, dan anshab, yaitu batu yang dahulu kaum musyrikin melakukan penyembelihan di sisinya sebagai bentuk pengagungan terhadapnya, dan semua ditegakkan untuk diibadahi demi mendekatkan diri kepadanya, dan azlam, yaitu anak panah yang dahulu orang-orang kafir mengundi nasib mereka denganya, sebelum bergerak untuk melakukan sesuatu atau mengurungkan niat darinya; sesungguhnya semua itu merupakan perbuatan dosa dan tipu daya yang dibuat indah oleh setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan dosa tersebut, mudah-mudahan kalian akan meraih keberuntungan dengan memperoleh surga.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah90. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr -minuman yang memabukkan yang dapat menghilangkan akal- , maisir -taruhan harta yang dibayar oleh dua pihak atau yang biasa disebut dengan judi-, batu yang ditancapkan untuk disembah, Azlam -anak panah yang dipakai oleh orang-orang musyrik untuk mengundi dan mengambil keputusan ketika ingin melakukan sesuatu agar mereka mengetahui apakah mereka akan melakukannya atau tidak-; semua yang disebutkan itu merupakan dosa yang termasuk dari perbuatan setan, maka jauhilah itu semua. Penjelasan tentang pengundian nasib telah ada pada ayat 3 di surat ini.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram90. Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras yang memabukkan, judi yang mengandung imbalan dari kedua belah pihak, batu yang digunakan oleh orang-orang sebagai tempat menyembelih hewan ternak mereka untuk menghormatinya atau batu yang dipasang untuk disembah, dan batang-batang kayu yang mereka gunakan untuk mengundi nasib mereka, semua itu adalah perbuatan dosa yang dianjurkan oleh setan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kalian memperoleh kehidupan yang mulia di dunia dan meraih kenikmatan surga di Akhirat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah90. إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ (sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi) Tafsir dari kalimat ini telah dijelaskan dalam surat al-Baqarah:21. وَالْأَنصَابُ(berkorban untuk) berhala) Yakni patung-patung yang ditegakkan untuk disembah, atau batu yang dahulu mereka letakkan untuk menyembelih hewan sesembahan diatasnya. وَالْأَزْلٰمُ(mengundi nasib dengan panah) Tafsir dari kata ini telah dijelaskan di awal surat ini. رِجْسٌ(merupakan keburukan dan kekotoran) Yakni kotoran dan hal-hal yang menjijikkan. مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ(dari perbuatan syaitan) Yakni disebabkan ia menghiasi dan membaik-baikkan perbuatan tersebut. فَاجْتَنِبُوهُ (Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu) Allah menekankan pengharaman khamr dan judi dengan menyandingkan keduanya dengan peribadatan untuk berhala-berhala, dan menjadikan keduanya kotoran, yakni kotoran yang najis secara maknawi. Pendapaat lain mengatakan bahwa khamr juga termasuk barang najis secara hakiki, dan termasuk merupakan perbuatan setan yang tidak berbuat kecuali yang buruk. Allah juga memerintahkan untuk menjauhi perbuatan-perbuatan tersebut sehingga menjadi sebab untuk meraih kemenangan, serta Allah menyebutkan akibat buruk dari keduanya. Ibnu Umar berkata: Allah menurunkan tiga ayat dalam masalah khamr, dan yang pertama adalah (يسألونك عن الخمر والميسر...) al-Baqarah:219, maka dikatakan: Khamr telah diharamkan. Lalu dikatakan: Wahai Rasulullah, izinkanlah kami mengambil manfaat darinya, sebagaimana yang telah Allah sebutkan –dalam ayat tersebut –, maka Rasulullah membiarkan mereka. Kemudian turun ayat lain setelah itu (لا تقربوا الصلاة وأنتم سكارى...) an-Nisa’: 43, lalu Rasulullah bersabda: Khamr telah diharamkan. Maka para sahabat berkata: Wahai Rasulullah kami tidak akan meminumnya berdekatan dengan waktu shalat. Maka Rasulullah membiarkan mereka. Kemudian turun ayat lain (يا أيها الذين آمنوا إنما الخمر..), lalu Rasulullah bersabda: Khamr telah diharamkan. Ibnu Abbas berkata: segala jenis undian adalah termasuk judi, hingga permainan anak-anak dengan melempar biji kacang pohon ke suatu sasaran atau permainan catur.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah90. Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman yang memabukkan, berbagai jenis perjudian, berhala yang dipahat untuk disembah, dan mengundi nasib dengan anak panah (tongkat untuk perjudian) adalah najis dan keburukan yang kotor seperti bangkai. khamr, perbuatan kotor seperti perjudian, dan perbuatan lain yang disebutkan setelahnya di ayat ini, maka tinggalkanlah dan jauhilah sejauh-jauhnya. Hal ini menunjukkan suatu pengharaman dan menakut-nakuti agar tidak melakukannya, seperti perintah Al-Qur’an untuk menjauhi kesyirikan, menyembah berhala, dan bersaksi palsu, supaya kalian bisa memenangkan kebahagiaan dan ketenangan di dunia, dan memenangkan surga beserta kenikmatannya di akhirat. Ayat ini turun karena Sa’d bin Abi Waqash yang meminum khamr sebelum adanya pengharaman khamr, dan bertengkar dengan seorang laki-laki karena keduanya minum (khamr), atau karena ucapannya: “Orang-orang Muhajirin lebih baik daripada orang Anshar,” lalu temannya memukulnya menggunakan kulit kepala unta dan menyakiti hidungnya, kemudian turunlah ayat ini untuk keduanya
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahWahai orang-orang yang beriman sesungguhnya khamr} minuman yang memabukkan {berjudi} perjudian {berhala} berhala-berhala yang disediakan untuk disembah {dan mengundi nasib dengan anak panah} anak panah yang mereka gunakan untuk menentukan nasib {adalah perbuatan keji} dosa dan kotor {termasuk perbuatan} godaan {setan. Maka jauhilah itu agar kalian beruntung
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H90-91. Allah mencela hal-hal yang buruk ini. Dia menjelaskan bahwa semua itu termasuk perbuatan setan, bahwa ia adalah perbuatan buruk, “maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu,” artinya, tinggalkanlah, “agar kamu mendapat keberuntungan.” Keberuntungan tidak diraih kecuali dengan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah, khususnya perbuatan-perbuatan buruk yang disebutkan disini. Ia adalah khamar yaitu semua yang merusak akal dengan menutupinya karena mabuk, judi; yaitu semua permainan yang memiliki bayaran (timbal balik) dari kedua belah pihak seperti taruhan dan semacamnya. Berhala, yaitu sesembahan dan tandingan dan semacamnya yang diangkat dan disembah selain Allah, dan anak panah yang dengannya mereka mengundi nasib. Allah melarang empat perkara ini, mencercanya, dan menjelaskan dampak negative yang menuntut untuk meninggalkannya: Di antaranya: Bahwa ia adalah rijsun, yakini, najis dan buruk secara maknawi walaupun bukan najis secara materi. Perkara- perkara yang kotor wajib di hindari agar tidak tercemar oleh kotorannya. Di antaranya: Ia termasuk perbuatan setan yang termasuk musuh manusia yang paling berbahaya, dan sudah di maklumi dan harus di waspadai, gerak-gerik gerakannya harus sudah di waspadai khususnya gerak-gerik yang bertujuan untuk menjerat musuhnya, karena padanya terdapat kebinasaan, maka harus dan harus menjauhi perbuatan musuh yang nyata, mewaspadainya, dan takut untuk terjebak ke dalamnya. Di dalamnya: Seorang hamba tidak dapat meraih keberuntungan kecuali menjauhinya, karena keberuntungan itu keberhasilan meraih kemenangan yang di cari dan yang dicintai dan keselamatan dari yang di takuti. Perkara-perkara ini adalah penghalang dan penghambat keberuntungan. Di antaranya: Perkara-perkara ini adalah pemicu permusuhan dan kebencian di antara manusia, dan setan itu rajin menghembuskannya khususnya melalui khamar dan judi, untuk menjerumuskan orang-orang Mukmin ke dalam permusuhan dan kebencian, karena khamar mengakibatkan terganggunya akal dan hilangnya daya kerja yang menyulut permusuhan antara dirinya dengan saudar-saudaranya yang Mukmin, lebih-lebih jika hal itu di iringi dengan sebab-sebab yang merupakan konsekuensi dari mabuk; bisa jadi sampai membunuh. Sementara judi, di mana salah satunya menyalahkan yang lain dan menyita hartanya yang banyak tampa imbalan apa pun adalah salah satu pemicu terbesar bagi permusuhan dan kebencian. Di antaranya: Perkara-perkara ini menghalangi hati dan di ikuti oleh badan dari berdzikir (mengingat) Allah dan shalat, yang mana seorang hamba di ciptakan untuk kedua ibadah tersebut dan dengan keduanyalah kebahagiaan dapat ia raih. Khamar dan judi menghalangi kadar itu dengan hal yang besar, membuat hati dan pikirannya sibuk dari keduannya sehingga waktu yang panjang berlalu, sementara dia tidak mengetahi dimana dia berada. Kemaksiatan apa lagi yang besar dan lebih buruk dari kemaksiatan yang mengotori pelakunya, menjadikannya orang yang buruk, menjerumuskannya ke dalam perbauatan setan dan jebekannya sehingga dia mengikutinya seperti binatang ternak yang menbgikiti pengembalannya. Dan menghalangi keberuntungan seorang hamba, menyulut kebencian dan permusuhan di antara orang-orang Mukmin yang menghalanginya dari dzikir kepada Allah dan dari shalat? Adakah dampak negatif yang lebih besar dari ini? Oleh karena itu Allah menawarkan laranganNya kepada orang-orang yang berakal, “Apakah kamu berhenti?” orang-orang yang berakal, jika dia melihat sebagian dampak negatifnya, niscaya dia akan menolaknya, menahan diri darinya tanpa memerlukan nasihat panjang dan hardikan yang mendalam.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam MadinahAyat 90-93 Allah SWT berfirman seraya melarang hamba-hambaNya yang beriman dari meminum khamr dan mempraktekkan maisir yaitu perjudian. Adapun “Anshab” Ibnu Abbas, Mujahid, ‘Atha’, Sa’id bin Jubair, Al-Hasan dan lainnya bahwa itu adalah batu dimana mereka menyembeli hewan sembelihan mereka di sisinya. Adapun “Azlam” adalah tingkat-tongkat yang mereka gunakan untuk mengadu nasib. Firman Allah SWT (perbuatan keji, termasuk perbuatan setan) Ali bin Abi Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yaitu perbuatan yang dimurkai dan merupakan perbuatan setan. Sa'id ibnu Jubair berkata yaitu dosa (Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu) dhamir pada ayat itu kembali merujuk kepada “Ar-rijsu”, yaitu tinggalkanlah hal itu (agar kalian mendapat keberuntungan) Hal ini merupakan anjuran.. Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalang-halangi kalian dari mengingati Allah dan salat; maka kenapa kalian tidak berhenti) Ini merupakan ancaman dan peringatan.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.ISurat Al-Ma’idah ayat 90: Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Turun ayat pengharaman khamr (minuman keras) berkenaan dengan dua suku Anshar yang meminumnya, ketika mereka mabuk, maka satu sama lain saling bermain-main, saat mereka sadar, salah seorang di antara mereka melihat bekas pada muka dan janggutnya dan berkata, "Saudaraku si fulan telah berbuat seperti ini kepadaku padahal mereka bersaudara dan tidak ada rasa dendam di antara mereka. Demi Allah, jika dia kasihan dan sayang kepadaku tentu dia tidak melakukan hal ini kepadaku." Sehingga timbullah dendam di hati mereka, maka Allah menurunkan ayat, "Innamal khamru wal maisiru…sampai fahal antum muntahuun." Kemudian orang-orang yang membebani diri berkata, "Ia (khamr) adalah kotor. Namun minuman itu ada dalam perut si fulan yang terbunuh pada perang Badar dan fulan yang terbunuh pada perang Uhud." Maka Allah menurunkan ayat, "Laisa 'alalladziina aamanuu wa 'amilush shaalihaat junaahun fiimaa tha'imuu…dst." (Al Maa'idah: 93) Hadits ini diriwayatkan oleh Hakim dan Baihaqi. Haitsami dalam Majma'uzzawaa'id juz 7 hal. 18 berkata, "Diriwayatkan oleh Thabrani dan para perawinya adalah para perawi kitab shahih." Adapun sanad Ibnu Jarir, maka para perawinya adalah para perawi kitab shahih selain Husain bin Ali Ash Shadaa'iy, ia adalah tsiqah. Minuman keras adalah minuman yang menghilangkan akal dan kesadaran, sehingga sikapnya tidak terkendali. Yakni taruhan, seperti perlombaan yang pesertanya mengeluarkan biaya, kemudian biaya itu akan diberikan kepada pemenang perlombaan. Keduanya, yakni minuman keras dan perjudian sangat rawan mengakibatkan permusuhan antara sesama saudara dan menimbulkan kebencian. Di samping itu, kedua perbuatan itu biasa membuat seseorang lupa dari dzikrullah dan lupa dari melaksanakan shalat, padahal untuk itulah manusia diciptakan. Lihat footnote surat Al Maa'idah: 3 tentang Azlaam. Yang menjadikannya indah. Karena keberuntungan tidaklah tercapai kecuali dengan meninggalkan apa yang diharamkan Allah, khususnya perkara keji yang disebutkan di atas.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 90Melalui ayat ini, Allah memerintahkan kaum mukmin untuk menjauhi perbuatan setan. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah, kitab-Nya, dan rasul-Nya! sesungguhnya minuman keras, apa pun jenisnya, sedikit atau banyak, memabukkan atau tidak memabukkan; berjudi, bagaimana pun bentuknya; berkurban untuk berhala, termasuk sesajen, sedekah laut, dan berbagai persembahan lainnya kepada makhluk halus; dan mengundi nasib dengan anak panah atau dengan cara apa saja sesuai dengan budaya setempat, adalah perbuatan keji karena bertentangan dengan akal sehat dan nurani serta berdampak buruk bagi kehidupan pribadi dan sosial; dan termasuk perbuatan setan yang diharamkan Allah. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu dalam kehidupan pribadi dan kehidupan sosial dengan peraturan yang tegas dan hukuman yang berat agar kamu beruntung dan sejahtera lahir batin dalam kehidupan dunia dan terhindar dari azab Allah di akhirat Allah menegaskan bahwa setan itu bertujuan menciptakan permusuhan dan kebencian di antara manusia. Dengan membujuk kamu meneguk minuman keras dan mendorong kamu mencoba-coba berjudi, setan hanyalah bermaksud dengan sangat cerdik menimbulkan permusuhan akibat kamu dipengaruhi minuman keras dan kecanduan judi. Minuman keras dan judi juga menimbulkan kebencian antara kamu dengan anak, istri, saudara, tetangga, dan teman-temanmu. Di samping itu, minuman keras dan judi itu menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan salat, karena pikiranmu menjadi kusut, hatimu menjadi kusam, dan jiwamu menjadi kotor; maka tidakkah kamu mau berpikir jernih dan sadar, serta bertekad untuk berhenti dari kebiasaan meneguk minuman keras dan berjudi itu'
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beraneka penafsiran dari kalangan pakar tafsir terkait makna dan arti surat Al-Ma’idah ayat 90 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita bersama. Support perjuangan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.
يَسۡـــَٔلُوۡنَكَ عَنِ الۡخَمۡرِ وَالۡمَيۡسِرِؕ قُلۡ فِيۡهِمَآ اِثۡمٌ کَبِيۡرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَاِثۡمُهُمَآ اَکۡبَرُ مِنۡ نَّفۡعِهِمَا ؕ وَيَسۡـــَٔلُوۡنَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الۡعَفۡوَؕ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمُ الۡاٰيٰتِ لَعَلَّکُمۡ تَتَفَكَّرُوۡنَۙ
Yas'aluunaka 'anilkhamri walmaisiri qul fiihimaaa ismun kabiirunw wa manaafi'u linnaasi wa ismuhumaa akbaru min naf'ihimaa; wa yas'aluunaka maaza yunfiquuna qulil-'afw; kazaalika yubaiyinul laahu lakumul-aayaati la'allakum tatafakkaruun
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya." Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, "Kelebihan (dari apa yang diperlukan)." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan,
Mereka menanyakan kepadamu, wahai Nabi, tentang khamar, yaitu semua minuman yang memabukkan, dan berjudi. Pertanyaan itu muncul antara lain karena di antara rampasan perang yang diperoleh pasukan pimpinan abdulla h bin Jahsy seperti disinggung pada ayat 217 terdapat minuman keras. Katakanlah, "Pada keduanya terdapat dosa, yakni mudarat yang besar. Keduanya menimbulkan permusuhan dan menyebabkan kaum muslim melupakan Allah dan enggan menunaikan salat. Dan keduanya juga mengandung beberapa manfaat bagi manusia, seperti keuntungan dari perdagangan khamar, kehangatan badan bagi peminumnya, memperoleh harta tanpa susah payah bagi pemenang dalam perjudian, dan beberapa manfaat yang diperoleh fakir miskin dari perjudian pada zaman Jahiliah. Tetapi dosanya, yakni mudarat yang ditimbulkan oleh khamar dan judi, lebih besar daripada manfaatnya. Khamar diharamkan dalam Islam secara berangsur. Ayat ini menyatakan bahwa minum khamar dan berjudi adalah dosa dengan penjelasan bahwa pada keduanya terdapat manfaat, tetapi mudaratnya lebih besar daripada manfaat itu. Surah an-Nisa '/4: 43 dengan tegas melarang minum khamar, tetapi terbatas pada waktu menjelang salat. Surah al-Ma 'idah/5: 90 dengan tegas mengharamkan khamar, berjudi, berkorban untuk berhala dan mengundi nasib dan menyatakan bahwa semuanya adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan yang harus dijauhi selamanya oleh orang-orang beriman. Bagian akhir ayat ini menjelaskan ketentuan menafkahkan harta di jalan Allah. Dan mereka menanyakan kepadamu tentang apa yang harus mereka infakkan di jalan Allah. Katakanlah," Kelebihan dari apa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan diri dan kebutuhan keluarga. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan.
Ayat ini menjawab pertanyaan para sahabat yang diajukan kepada Rasulullah saw. Jawaban-jawaban itu bukan saja mengenai hukum khamar dan judi, tetapi sekaligus menjawab pertanyaan tentang apa yang akan dinafkahkan; dan juga mengenai persoalan anak-anak yatim. Larangan minum khamar, diturunkan secara berangsur-angsur. Sebab minum khamar itu bagi orang Arab sudah menjadi adat kebiasaan yang mendarah daging sejak zaman jahiliah. Kalau dilarang sekaligus, dikhawatirkan akan sangat memberatkan bagi mereka. Mula-mula dikatakan bahwa dosanya besar, kemudian dikatakan orang mabuk tidak boleh mengerjakan salat; dan terakhir dikatakan bahwa minum khamar itu adalah keji dan termasuk perbuatan setan. Kemudian mereka dicela dengan mengatakan, "Apakah kamu belum mau juga berhenti meminumnya?" Tegasnya: minum khamar dan main judi itu dilarang, dan haram hukumnya. Yang dimaksud dengan khamar menurut pendapat jumhur ulama ialah semua minuman yang memabukkan, walaupun terbuat dari bahan apa saja. Jadi minum apa saja yang memabukkan, hukumnya haram, baik sedikit ataupun banyak. Semua ahli kesehatan sependapat, baik dahulu maupun sekarang, bahwa minum khamar itu banyak sekali bahayanya. Allah tidak akan melarang sesuatu, kalau tidak berbahaya bagi manusia. Sudah tidak diragukan bahwa minum khamar itu berbahaya bagi kesehatan, akal pikiran dan urat syaraf, serta harta benda dan keluarga. Minum khamar sama dengan menghisap candu, narkotika, dan obat-obatan terlarang (narkoba) yang menimbulkan ketagihan. Seseorang yang telah ketagihan minum khamar, baginya tidak ada nilainya harta benda, berapa saja harga khamar itu akan dibelinya. Dengan demikian, khamar membahayakan dalam pergaulan masyarakat, menimbulkan permusuhan, perkelahian, dan sebagainya. Rumah tangga akan kacau, tetangga tidak aman dan masyarakat akan rusak, karena minum khamar. Penyakit kecanduan khamar erat sekali hubungannya dengan segala perbuatan maksiat dan kejahatan. Seorang yang sudah mabuk, tidak akan malu-malu berzina di tempat-tempat maksiat seperti night club, bar dan lain-lain. Kedua perbuatan mesum itu biasa disatukan tempatnya. Bahaya minum khamar akan lebih besar lagi kalau sudah bercampur dengan zina. Bukan saja menghambur-hamburkan harta dan berfoya-foya memperturutkan hawa nafsu, tapi segala macam penyakit kelamin akan merebak, lahirlah anak-anak tanpa bapak yang sah, serta pembunuhan bayi-bayi yang tidak berdosa. Pekerjaan seperti ini merupakan perbuatan yang terkutuk yang tidak berperikemanusiaan, perbuatan keji yang lebih keji dari perbuatan hewan. Sebagaimana halnya minum khamar, Allah juga melarang main judi sebab bahayanya lebih besar daripada manfaatnya. Judi ialah semua permainan yang menggunakan pertaruhan yang kalah harus membayar kepada yang menang. Taruhan itu berupa apa saja: uang, barang-barang, dan lain-lain. Bahaya main judi tidak kurang dari bahaya minum khamar. Main judi cepat sekali menimbulkan permusuhan dan kemarahan, dan tidak jarang menimbulkan pembunuhan. Bahaya itu sudah terbukti sejak dahulu sampai sekarang. Bilamana di suatu tempat telah berjangkit perjudian, maka di tempat itu selalu terjadi perselisihan, pemusuhan dan pembunuhan. Pekerjaan nekad, kerap kali terjadi pada pemain-pemain judi, seperti bunuh diri, merampok, dan lain-lain, lebih-lebih bila ia mengalami kekalahan. Judi adalah perbuatan berbahaya, akibat berjudi seseorang yang baik dapat menjadi jahat, malas mengerjakan ibadah, dan jenuh hatinya dari mengingat Allah. Dia jadi pemalas, pemarah, matanya merah, dan badannya lemas. Dengan sendirinya akhlaknya menjadi rusak, tidak mau bekerja untuk mencari rezeki dengan jalan yang baik, dan selalu mengharap kalau-kalau mendapat kemenangan. Dalam sejarah perjudian, tidak ada orang yang kaya karena berjudi. Malahan sebaliknya yang terjadi, banyak orang kaya tiba-tiba jatuh miskin dan melarat karena berjudi. Banyak pula rumah tangga yang bahagia, tiba-tiba hancur berantakan karena judi. Adapun manfaat minum khamar sedikit sekali, boleh dikatakan tidak ada artinya dibandingkan dengan bahayanya. Misalnya, khamar, mungkin dapat menjadi obat, dapat dijadikan komoditas perdagangan yang mendatangkan keuntungan, dan dapat menimbulkan semangat bagi prajurit-prajurit yang akan pergi berperang, dan lain-lain. Tapi semua itu bukanlah manfaat yang berarti. Tentang bahaya minum khamar dan main judi, dan apa yang akan diderita oleh peminum khamar dan pemain judi nantinya, selain dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an juga banyak diterangkan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad saw. Sesudah para sahabat menanyakan kedua masalah yang sangat besar bahayanya itu, yaitu minum khamar dan main judi, maka mereka menanyakan masalah apa yang akan dinafkahkan. Dalam satu riwayat, dari Ibnu Abi hatim dari Ibnu 'Abbas beberapa orang sahabat Rasulullah saw datang bertanya kepada beliau, "Kami belum tahu, apakah itu nafkah fi sabilillah yang diperintahkan kepada kami untuk mengeluarkannya dari harta kami?" Ayat ini adalah jawabannya. Sengaja Allah swt menggabungkan masalah nafkah dengan masalah khamar dan judi dalam satu ayat, untuk menjadi cermin perbandingan bagi manusia, bahwa di samping ada orang yang menghambur-hamburkan hartanya untuk berbuat maksiat seperti minum khamar dan berjudi, ada pula orang yang menggunakan hartanya untuk dinafkahkan di jalan Allah. Orang-orang yang menghamburkan hartanya di jalan maksiat itu akan mendapat kehancuran dan malapetaka, sebaliknya orang-orang yang mempergunakan hartanya di jalan Allah akan memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan. Yang dimaksud dengan nafkah dalam ayat ini ialah memberi sedekah, amal jariah, derma, sumbangan, dan lain-lain yang hukumnya sunah, sedang zakat hukumnya wajib. Hal ini sudah diterangkan dalam ayat-ayat yang lain. Arti al-'afwa di sini ialah "yang lebih dari keperluan". Jadi yang akan dinafkahkan adalah harta yang sudah berlebih dari keperluan pokok sehari-hari. Allah menganjurkan agar seseorang berusaha mencari rezeki untuk keperluan anak dan istri serta orang-orang yang di bawah tanggungannya. Tapi kalau rezeki yang diberikan Allah sudah lebih dari kebutuhan tersebut, Allah menganjurkan agar ia berinfak, yaitu memberikan sebagian dari kelebihan harta itu untuk keperluan fi sabilillah. Umpamanya untuk membangun rumah-rumah ibadah, seperti masjid, musala atau surau, atau untuk membangun rumah-rumah yatim atau rumah-rumah pendidikan seperti madrasah, asrama-asrama pelajar, fakir miskin, juga kepada pelajar dan mahasiswa dalam bentuk beasiswa, dan lain-lain. Amal-amal sosial seperti tersebut di atas, dapat dibiayai dengan nafkah yang diberikan kaum Muslimin. Memberikan nafkah dalam hal ini penting sekali, sebab itu merupakan urat nadi pembangunan dalam Islam dan jadi jembatan yang menghubungkan antara yang kaya dengan yang miskin. Begitulah cara Allah memberikan petunjuk dengan ayat-ayat-Nya untuk kebahagiaan umat manusia. Ditunjukkan-Nya jalan mana yang dapat mendatangkan manfaat dan kebaikan dan jalan yang akan menjerumuskan ke dalam bahaya dan kerusakan. Dalam hal ini, manusia harus memikirkannya. Berpikir bukan untuk dunia saja tetapi juga memikirkan akhirat dalam setiap usaha dan pekerjaannya. Kaum Muslimin menjadi jaya dan mulia bila mau mempergunakan akalnya untuk memikirkan keselamatan hidupnya dan masyarakatnya di dunia dan di akhirat. Di dunia, mereka menjadi orang yang terhormat dan disegani, karena mereka adalah orang-orang yang mampu, berwibawa, dan memegang tampuk kekuasaan. Di akhirat, dia menjadi orang yang beruntung karena amal kebajikannya yang banyak.
sumber: kemenag.go.id
وَكَانُوا۟ يَقُولُونَ أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبْعُوثُونَ
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Waqi’ah Ayat 47 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai kandungan penting dari ayat ini. Tersedia pelbagai penjabaran dari para mufassir terkait isi surat Al-Waqi’ah ayat 47, sebagiannya sebagaimana di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram47. Mereka dulu mengingkari kebangkitan dan berkata dalam bentuk penghinaan dan menunjukkan kemustahilan terjadinya, “Apakah jika kami telah meninggal dan telah menjadi tanah dan tulang berserak, lalu kami dibangkitkan lagi setelah itu?
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah47. Mereka mengingkari hari kebangkitan. Mereka berkata: “Bagaimana bisa kami mati dan menjadi debu serta tinggal tulang dapat hidup kembali dari kuburan-kuburan kita?!”
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Mereka berkata,“Apabila kami telah mati menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H45-48. Kemudian Allah menyebutkan amal perbuatan para penghuni neraka yang telah menghantarkan mereka kepada balasan tersebut dengan berfirman, “Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewahan.” Maksudnya bahwa dunia telah membuat mereka lalai, mereka beramal (hanya untuk mendapatkan kesenangannya) dan mereka telah bersuka ria serta berhura-hura dengannya, sehingga angan-angan (terhadap kesenangan dunia) telah melalaikan mereka dari amal shalih. Inilah kemewahan hidup yang telah dicela oleh Allah. “Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar,” maksudnya bahwa mereka melakukan dosa-dosa besar dan tidak bertaubat darinya serta tidak menyesalinya, bahkan mereka terus menerus melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat Rabb mereka murka, mereka telah mempersembahkan kepadaNya dosa yang begitu banyak yang tidak mungkin untuk diampuni. Dan (di samping itu) mereka juga mengingkari Hari Pembalasan, di mana mereka mengatakan (sebagai bentuk ketidakpercayaan mereka kepadanya), “Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? Apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?” maksudnya, bagaimana mungkin kami akan dibangkitkan kembali setelah kematian kami, sedangkan kami telah hancur lebur menjadi tanah dan tulang belulang?! Ini adalah suatu yang mustahil.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam MadinahAyat 41-56 Setelah Allah SWT menyebutkan tentang golongan kanan, Dia menghubungkannya dengan menyebutkan golongan kiri. Maka Dia berfirman: (Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu (41)) yaitu siapa sajakah yang termasuk golongan kiri? Kemuian Allah menjelaskan mereka dengan berfirman: (Dalam (siksaan) angin yang amat panas) yaitu angin yang panas, dan (dan air yang mendidih) yaitu air yang sangat panas (dan dalam naungan asap yang hitam (43)) Ibnu Abbas berkata bahwa makna yang dimaksud adalah naungan asap yang hitam dan sangat panas. Demikian juga dikatakan Mujahid, Ikrimah, dan Qatadah. Ini sebagaimana firmanNya: ((Dikatakan kepada mereka pada hari kiamat),"Pergilah kamu mendapatkan azab yang dahulunya kamu mendustakannya (29) Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai liga cabang (30) yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka” (31) Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana (32) Seolah-olah ia iringan unta yang kuning (33) Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan (34)) (Surah Al-Mursalat) Oleh karena itu di sini Allah berfirman: (dan dalam naungan asap yang hitam (43)( yaitu asap yang hitam pekat (Tidak sejuk dan tidak menyenangkan (44)) yaitu tiupannya tidak menyejukkan dan pemandangannya tidak menyenangkan, sebagaimana yang dikatakan Al-Hasan dan Qatadah tentang firmanNya: (dan tidak menyenangkan) yaitu tidak menyenangkan pemandangannya. Ibnu Jarir berkata bahwa orang-orang Arab biasa menggunakan kalimat ini secara bergandengan dalam ungkapan nafi, sehingga mereka mengatakan bahwa makanan ini tidak enak dan tidak menyenangkan, daging ini tidak empuk dan tidak menyenangkan, atau rumah ini tidak bersih dan tidak menyenangkan. Demikian juga diriwayatkan Ibnu Jarir melalui dua jalur lain dari Qatadah dengan kalimat yang serupa. Kemudian Allah SWT menyebutkan bahwa mereka berhak mendapatkannya, maka Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah (45)) yaitu mereka di dunia hidup senang dan bergelimangan dalam kemewahan dan mengejar kesenangan diri mereka tanpa memperhatikan apa yang disampaikan para rasul kepada mereka (Dan mereka terus-menerus) yaitu, selalu bersikeras dengan sikapnya dan tidak mau bertaubat (mengerjakan dosa yang besar) yaitu kafir kepada Allah dan menjadikan berhala-berhala dan tandingan-tandingan sebagai tuhan-tuhan selain Allah. Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya (mengerjakan dosa yang besar) yaitu menyekutukan Allah. Demikian juga dikatakan Mujahid. Ikrimah, Adh-Dhahhak, Qatadah, dan lainnya. (Dan mereka selalu mengatakan, "Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? (47) Apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?” (48)) yaitu bahwa mereka mengatakan demikian dengan maksud mendustakan dan menganggap mustahil kejadiannya. Maka Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian (49) benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal (50)) yaitu, beritahukanlah kepada mereka wahai Muhammad bahwa orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian dari anak cucu nabi Adam akan dikumpulkan di padang Mahsyar pada hari kiamat, tidak ada seorangpun dari mereka yang ketinggalan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk) (103) Dan Kami dadulah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu (104) Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan seizinnya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia (105)) (Surah Hud) Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal (50)) yaitu telah ditetapkan waktunya, tidak dapat dimajukan dan diundurkan, serta tidak dapat ditambahi dan dikurangi. (Kemudian sesungguhnya kamu, hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan (51) benar-benar akan memakan pohon zaqqum (52) dan akan memenuhi perutmu dengannya (53)) Demikian itu karena mereka ditangkap dan diseret untuk memakan buah zaqqum sehingga perut mereka penuh dengannya (Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas (54) Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum (55)) yaitu unta yang sangat kehausan; bentuk tunggalnya adalah “Ahyam”. sedangkan bentuk muannastnya adalah “Haima”. Dikatakan juga bentuknya “ha’im” dan “ha’imah”. Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, dan Ikrimah berkata bahwa “al-him” adalah unta yang selalu merasa kehausan Kemudian Allah SWT berfirman: (Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan (56)) Apa yang telah kami sebutkan merupakan sajian untuk mereka di hadapan Tuhan mereka pada hari penghisaban mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman tentang hal orang-orang mukmin (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal (107)) (Surah Al-Kahfi) yaitu sebagai penghormatan dan kemuliaan
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Waqi’ah ayat 47: 45-48. Allah menyebutkan amalan orang-orang kafir yang layak bagi mereka untuk diadzab, Allah mengabarkan bahwa mereka di dunia bersenang-senang, tidaklah mereka beramal kecuali asasnya adalah syahwat mereka, mereka di dunia adalah orang-orang yang jahat yaitu melakukan kesyirikan, mereka juga mengingkari hari kebangkitan, mereka mengatakan dengan nada sombong dan pengingkaran : Apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sungguh kami akan benar-benar dibangkitkan kembali ? Dan dibangkitkan juga bapak-bapak kami yang telah mati mendahului kami ?!
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.IMengingkari adanya kebangkitan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Waqi’ah Ayat 4747-48. Golongan kiri itu tidak mempercayai adanya hari kebangkitan, dan mereka selalu mengatakan, 'apakah bila kami mati, dikubur, dan menjadi tanah dan tulang belulang kami hancur, apakah sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali seperti saat di dunia ini' apakah bapak-bapak kami yang sudah meninggal terdahulu juga akan dibangkitkan seperti halnya kami''47-48
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian kumpulan penjelasan dari banyak pakar tafsir berkaitan makna dan arti surat Al-Waqi’ah ayat 47 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk kita semua. Bantulah usaha kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.
Suara.com - Umat Islam dianjurkan untuk rutin membaca surat ayat Kursi setiap hari. Hal ini karena di dalamnya mengandung keutamaan atau manfaat yang amat penting untuk kehidupan manusia. Ayat Kursi sendiri merupakan bagian dari surat Al Baqarah ayat ke 255.
Ayat Kursi memiliki kedudukan yang paling agung di antara ayat-ayat lain di dalam Al-Quran. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Ubai bin Ka’ab ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai Abul Mundzir apakah engkau tahu ayat manakah di dalam Alquran yang paling agung?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya. Rasulullah a kembali bersabda, “Wahai Abul Mundzir apakah engkau tahu ayat manakah di dalam Alquran yang paling agung?” Aku menjawab, “Allah (yang) tidak ada sesembahan (yang berhak untuk disembah) selain Dia. Yang Maha Hidup (kekal) dan senantiasa mengurus (makhlukNya).” Lalu Rasulullah a memukul dadaku dan bersabda, “Demi Allah, semoga ilmu ini menjadikan engkau senang dan bahagia, wahai Abul Mundzir.”
Adapun terkait dengan penamaan ayat Kursi, karena adanya penyebutan kata “kursi” pada penggalan ayat tersebut. Rasulullah Saw bersabda yang artinya "Ayat Kursi termasuk dari dua Surah Alquran yang bersinar (bercahaya)."
Baca Juga: Surat Ad Dhuha: Bacaan Latin dan Artinya
Bacaan Latin Surat Ayat Kursi dan Artinya
Berikut ini bacaan latin ayat kursi lengkap dengan artinya:
Allaahu Laailaaha illa huwal hayyul qayyuum. Laa ta'khudzuhu sinatuw walaa nauum. Lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardhi. Mangdzalladzii yasyfa'u 'indahuu illai bi idznih. Ya'lamu maa baina aiydiihim wamaa kholfahum walaa yukhiithuuna bisyayin min 'ilmihii illaa bimaa syaaa a. wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardho. Walaa yauduhuu khifdhuhumaa wa huwal'aliyyul 'adhiim.
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk, dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada seorang pun yang dapat memberi syafaat di sisi Allah melainkan dengan seizin-Nya. Allah mengetahui semua apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar. (QS. Al Baqarah: 255).
Keutamaan Surat Ayat Kursi
Baca Juga: Ayat Kursi Latin dan Artinya, Mengamalkannya Seperti Membaca Seperempat Alquran
Ayat Kursi memiliki keutamaan bagi umat Islam, antara lain sebagai berikut:
1. Membuka pintu rezeki
Mereka yang mengamalkan ayat Kursi setiap hari, maka Allah SWT akan membukakan pintu rezeki seluas-luasnya. Selain itu membaca ayat Kursi juga akan semakin memudahkan seseorang untuk memahami pengetahuan baru, hal ini tentu saja menjadikan salah satu pintu rezeki yang dihadirkan oleh Allah SWT agar manusia lebih mudah mendekati hal-hal yang baik serta menjauhi hal buruk.
2. Mendapat penjagaan Allah di waktu tidur
Setiap orang yang membaca ayat Kursi sebelum ia terlelap di malam hari, maka akan mendapatkan jaminan penjagaan dari Allah SWT. Setan atau jin tidak mampu menggodanya hingga ia terbangun.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. Dia berkata:
“Rasulullah menugaskan kepadaku untuk menjaga zakat di bulan Ramadhan. Kemudian seseorang datang kepadaku dan mencuri dari makanan (zakat) …."
Di akhir hadits, pencuri kemudian berkata:
"Bila engkau hendak tidur, maka bacalah ‘Ayat Kursi’ karena penjagaan dari Allah akan terus bersamamu dan setan tidak akan mendekatimu sampai Subuh". Kemudian Nabi berkata: “Dia telah berkata benar kepadamu, walau ia pendusta. Ia adalah setan." [HR al-Bukhâri, 2311].
3. Dikabulkan seluruh doanya
Ayat kursi menjadi ayat yang paling agung di dalam Al-Quran. Maka dari itu, siapapun yang mengamalkannya maka Allah akan mengabulkan segala doa-doanya. Hal ini sebagaimana Hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah:
"Asma Allah yang paling Agung yang apabila dibaca dalam doa pasti dikabulkan ada dalam tiga tempat yaitu surat al-baqarah surat al-imron dan surat Thaha." (HR. Ibnu Majah)
4. Sebagai wasillah untuk masuk surga
Ayat kursi sangat dianjurkan untuk dibaca setiap hari terutama setelah melaksanakan sholat fardhu. Salah satu alasannya yaitu Allah SWT akan memperkenankan umat muslim yang rajin mengamalkan ayat kursi untuk masuk surga.
Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya untuk masuk surga melainkan kematian." (HR. An Nasâi)
Waktu Terbaik Membaca Ayat Kursi
1. Usai Sholat Fardhu
Membaca Ayat Kursi usai menunaikan sholat lima waktu/fardhu adalah bagian dari zikir. Bacalah satu kali bersamaan dengan surat AlIkhlas, Al Falaq, dan An Nas. Rasulullah SAW bersabda:
"Siapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai salat fardu maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian." (HR. Al-Nasai)
Waktu terbaik berikutnya membaca ayat Kursi yaitu saat pagi dan petang. Saat pagi, bacalah usai sholat subuh hingga terbit matahari. Saat petang, bacag usai shat ashar hingga maghrib. Rasulullah SAW bersabda:
"Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga pagi. Siapa yang membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi hingga petang." (HR. Imam Al Hakim)
Sebelum tidur pada malam hari, dianjurkan untuk baca Ayat Kursi setidaknya satu kali dengan dibarengi membaca surah Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas yang masing-masing dibaca tiga kali. Membacanya sebelum tidur, maka akan mendapat penjagaan dari Allah SWT. Rasululluah SAW bersada:
"Apabila engkau beranjak ke tempat tidurmu, bacalah ayat kursi, 'Allaahu Laa Ilaaha Illaa Huwal Hayyul Qayyum', sampai selesai. Karena sesungguhnya kamu akan berada di bawah perlindungan Allah dan setan tidak bisa mendekatimu sampai besok pagi." (HR. Al-Bukkhari)
Merangkum NU Online, Sayyid Muhammad Alawi al-Makki al-Maliki mengatakan dalam Syawariq al-Anwar mengutip hadits Sahih Bukhari Muslim dari jalur Abu Hurairah.
"Barang siapa yang membaca ayat kursi ketika akan tidur maka ia akan dijaga Allah dari gangguan Setan (seperti waswas dan gelisah, sulit tidur) sampai waktu subuh."
Ada beberapa kegunaan ayat kursi yang perlu kalian ketahui, diantaranya:
Itulah tadi bacaan surat ayat Kursi lengkap dengan keutamaan hingga kegunaannya bagi umat muslim. Selain sebagai doa, ayat ini juga dapat diijafikan dzikir sehari-hari. Semoga menambah keimanan kita!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari
MADANINEWS.ID, JAKARTA — Tak terasa kita sudah mulai memasuki hari-hari terakhir bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Sebagai umat yang cerdas, kita harus memanfaatkan momen ini untuk lebih giat beribadah dan melakukan perbuatan kebajikan lainya. Sehingga, ketika kita melewati bulan Ramadhan ini, hati kita bisa merasakan ketenangan dan kebahagiaan karena bisa memanfaatkan bulan Ramadhan dengan baik, khususnya bisa bertemu dengan malam Lailatul Qadar
Selain memberkahi bulan Ramadhan itu sendiri, Allah Swt menghadiahkan kepada umat nabi Muhammad Saw sebuah malam pada bulan Ramadhan, yang sekiranya tidak diberikan kepada umat sebelumnya, yaitu malam Lailatul Qadar. Kenapa malam Lailatul Qadar bisa begitu istemewa di antara malam lainya? Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Qadr. Dan tahukan kamu apa malam Qadr itu? (yaitu) malam Qadr itu lebih baik dari malam seribu bulan. Pada malam itu, turun para malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah malam itu hingga terbit fajar.”
Secara kebahasaan Kata inzaal menurut sebagian ulama dimaknai, bahwa Alquran diturunkan dari Lauhil Mahfudz ke Bayt al-‘Izzah (langit dunia), kemudian diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun sesuai kejadian yang terjadi.
Makna Al-Qadr, secara terminologi, menurut Ibnu Mukarram adalah keputusan yang ditetapkan oleh Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Tinggi dan Dia memberlakukannya terhadap segala perkara. Dalam Al-Qur’an, kata Al-Qadr digunakan untuk menunjukkan makna yang beragam, seperti membatasi, menetukan, mengagumkan, menguasai, mengukur, dan sebagainya. Sedangkan dalam surat Al-Qadr sendiri, kata Qadr, memiliki makna “kemuliaan”. Lailatul Qadr adalah malam kemuliaan.
Malam Qadr juga dikenal dengan malam yang lebih baik dari seribu bulan ( khoyrun min alfi syahrin). Ibnu Jarir At-Thabari mengatakan (pahala) beribadah pada malam tersebut lebih utama daripada malam-malam yang tidak bertepatan pada al-Lail al-Qadr. Artinya banyak kebaikan-kebaikan yang akan diberikan pada malam itu. Jadi, sangat disayangkan jika tidak dipergunakan dengan baik. Dikatakan malam yang lebih baik dari seribu bulan, bukan berarti seseorang harus menghiraukan malam di bulan-bulan lainnya.
Kalimat lailatul al-qadr dalam ayat di atas diulang kembali setelah ayat pertama, yaitu pada ayat kedua dan ketiga. Padahal, bisa saja pada dua ayat tersebut cukup menggunakan zamir (Pronomina) yang merujuk pada kalimat lailatul al-qadr pada ayat pertama, tanpa mengulangnya pada ayat kedua dan ketiga.
Hal ini ternyata bertujuan untuk menunjukkan kepada kita akan keagungan malam Lailatul Qadar, sehingga kalimat tersebut perlu diulang agar pesan bahwa keagungan malam Lailatul Qadar tersebut meresap ke dalam hati kita.
Ayat-ayat di atas menjelaskan beberapa alasan yang membuat malam lailaltul Qadar begitu istimewa di antara malam lainya. Pada malam itu, Allah Swt menurunkan Al-Qur’an secara menyeluruh dari lauhil mahfudz ke langit dunia. Kemudian, Al-Qur’an tersebut disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril secara berangsur-angsur selama 23 tahun.
Syekh Musthafa al-Maraghi dalam kitab tafsirnya menjelaskan, tiadak ada malam yang lebih mulia dan agung dibandingkan malam turunnya Al-Quran (Lailatul Qadar). Sepatutnya bagi para muslim untuk menjadikan malam Lailatul Qadar sebagai malam yang agung dan mulia.
Setelah dijelaskan bahwa malam Lailatul Qadar adalam malam diturunkanya Al-Qur’an, Allah Swt menjelaskan bahwa malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan. Sehingga ketika kita beribadah dan berbuat kebaikan pada malam itu, maka nilain kebaikanya lebih baik daripada seribu bulan (83 tahun 4 bulan).
Ada juga Sebagian mufassir yang berpendapat, bahwa maksud seribu bulan itu menunjukkan jumlah yang banyak, bukan terbatas pada bilangan seribu. Hal ini menunjukkan bahwa kasih sayang Allah SWT kepada kita, umat yang tidak memiliki umur sepanjang umat-umat sebelumnya, untuk memperoleh amalan kebaikan yang melimpah, yang tentunya tidak kalah denga amalan kebaikan umat sebelumnya yang memiliki umur yang panjang.
Lebih lanjut lagi, pada malam itu, para malaikat turun ke muka bumi ini. seperti dijaelaskan pada ayat ke 4 :
“Pada malam itu turun para malaikat dan ruh (jibril) dengan izin tuhanya untuk mengatur semua urusan.” (Q.S al-Qadr: 4)
Selain membawa keberkahan dari Allah Swt, ada beberapa penafsiran terkait faidah turunya malaikat ke muka bumi ini pada malam Lailatul Qadar. Imam al-Qurthubi menjelaskan, bahwa turunnya malaikat ke muka bumi, untuk mengaminkan doa-doa orang yang berdoa pada malam tersebut.
Imam Fachruddin ar-Razi menjelaskan juga, kehadiran malaikat pada malam tersebut, untuk memacu ibadah dan amal baik seseorang, sebagaimana seorang terpacu untuk ibadah dan amal kebaikan dengan kehadiran para ulama.
Allah Swt pun menjamin malam Lailatul Qadar dipenuhi dengan kesalamatan dan kesejahteraan, Allah Swt berfirman:
“Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 5)
Malam Lailatul Qadar yang menjadi malam turunya al-Quran dan para malaikat ke muka buka bumi, tak lain ialah malam yang diselimuti keselamatan, keamanan, keberkahan, dan kebaikan. Tidak ada keburukan di dalamnya, dari terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar. Pada malam tersebut, terus berlanjut turun kebaikan, keberkahan, dan para malaikat yang membawa rahmat dari Allah Swt untuk hambanya yang taat, hingga terbitnya fajar.
Ada beberapa penafsiran apa yang dimaksud dengan kata Salam pada ayat tersebut. Di antaranya ialah: Pertama, Salam di sini ialah salamnya para malaikat kepada orang-orang yang taat kepada Allah Swt pada malam Lailatul Qadar. Kedua, Salam di sini ialah selamatnya dari kekurangan, maksudnya ialah ibadah pada malam ini tidak mengandung kekurangan di dalamnya, dikarenakan kebaikan yang terkandung di dalamnya lebih baik daripada seribu bulan. Ketiga, Salam yang berarti keselamatan malam tersebut dari kejahatan setan.
Dalam Tafsir Al-Misbah, kemuliaan malam itu akan terasa, ketika ada kesadaran dalam hati manusia sebagai hasil ibadah dan kedekatan kepada sang Pencipta. Dari kesadaran itu, maka akan timbul kedamaian dan ketengangan dalam hati seseorang.
Kemuliaan malam itu semakin dipertegas kembali pada ayat ke-4, bahwa Jibril ( ar-Ruuh ) dan bala tentaranya (malaikat-malaikat) turun untuk memenuhi bumi. Doa-doa para malaikat menyertai doa-doa para manusia pada malam itu. Karena malam tersebut sangat mulia. Maka menajadi wajar jika muslimin di Lailatul Qadar ini memperbanyak mendekatkan diri kepada Allah. Karena Lailatul Qadar adalah malam yang mulia.
Terakhir, kata as-Salam dalam ayat ke-5 menurut para ahli tafsir bermakna kesejahteraan dalam segala urusan. Kesejahteraan ini akan terasa hingga terbitnya fajar ( hatta mathla’il fajr ).
ऐसा लगता है कि आप बहुत तेज़ी से काम करके इस सुविधा का दुरुपयोग कर रहे हैं. आपको इसका उपयोग करने से अस्थायी रूप से ब्लॉक कर दिया गया है.
अगर आपको लगता है कि यह हमारे कम्युनिटी स्टैंडर्ड के विरुद्ध नहीं है, तो
Terjemahan Surat Al Qadr
Agar pembaca bisa memahami kisah turunnya Al-Qur'an di malam Lailatulqadar, simak terjemahan surat Al Qadr di bawah ini:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al-Qur'an] pada malam kemuliaan [malam Lailatulqadar].
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh [Jibril] dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
Sejahteralah [malam itu] sampai terbit fajar."
tirto.id - Surat al Qadr, atau kerap juga disebut oleh masyarakat sebagai "Surat Inna Anzalna", adalah surah ke-97 dalam Al-Qur'an. Surat yang terdapat di juz 30 ini terdiri dari 5 ayat.
Sebagian ulama tafsir menyebut bahwa surat Al Qadr termasuk surat Makkiyah. Artinya, Al Qadr diturunkan di kota Makkah, sebelum umat Islam hijrah ke Madinah. Beberapa ulama yang dimaksud di antaranya Ibnu Jarir Ath Thabari, Ibnu Katsir, As Suyuthi, dan As Sa'di.
Ada pula ulama yang berpendapat surat Al Qadr diturunkan di kota Madinah, dan karenanya termasuk surat Madaniyah. Salah satunya adalah tafsir Al Qurthubi, sebagaimana termuat dalam Al Jami' Li Ahkami Al Qur'an.
Secara bahasa, Al Qadr artinya malam kemuliaan atau malam Lailatulqadar. Sesuai namanya, surah al-Qadr mengisahkan peristiwa turunnya Al-Quran pada malam Lailatulqadar. Malam itu diyakini memiliki banyak kemuliaan, bahkan lebih baik daripada ibadah seribu bulan.
Untuk lebih memahami maknanya, pembaca bisa menyimak terlebih dahulu bacaan surat Al Qadr Latin dan Arab di bawah ini:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
innā anzalnāhu fī lailatil-qadr
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ
wa mā adrāka mā lailatul-qadr
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
lailatul-qadri khairum min alfi syahr
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
tanazzalul-malā`ikatu war-rụḥu fīhā bi`iżni rabbihim, ming kulli amr
سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr
Keutamaan Surat Al Qadr
Keutamaan surat Al Qadr berkaitan erat dengan keistimewaan malam Lailatulqadar. Namun, secara khusus, tidak ada keutamaan ketika membaca surat Al Qadr.
Keutamaan surat Al Qadr sama dengan surat dalam Al-Qur'an lainnya, yakni:
tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni JoPenulis: Beni JoEditor: Addi M IdhomPenyelaras: Fadli Nasrudin
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qadr Ayat 4 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan mendalam dari ayat ini. Ada beberapa penjabaran dari berbagai pakar tafsir berkaitan makna surat Al-Qadr ayat 4, antara lain seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaPara malaikat dengan jumlah besar turun, diantara mereka adalah jibril, dengan izin tuhan mereka membawa segala urusan yang tuhan tetapkan pada tahun tersebut.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah4. Pada malam itu para malaikat dan malaikat Jibril turun. Hal ini mengajarkan kaum muslimin untuk mengagungkan hari-hari ketika mereka dimuliakan dengan turunnya al-Qur’an. Allah merahasiakan kepastian malam itu agar kaum muslimin terus-menerus beribadah pada banyak malam demi mendapatkan keutamaannya. Para malaikat turun ke bumi untuk menurunkan keberkahan, dan mereka turun atas izin dari Tuhan mereka; dan izin ini juga berlaku pada setiap perkara yang Allah tetapkan sepanjang tahun.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram4. Para Malaikat dan Malaikat Jibril -'alaihissalām- turun pada malam itu dengan izin dari Rabb mereka Yang Mahasuci dengan membawa perkara yang telah ditakdirkan oleh Allah untuk tahun itu, baik berupa rezeki, kematian, kelahiran dan lainnya yang telah ditakdirkan oleh Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah4. تَنَزَّلُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم (Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya) Yakni turun dari langit menuju bumi. Dan yang dimaksud dengan (الروح) yakni malaikat Jibril. مِّن كُلِّ أَمْرٍ (untuk mengatur segala urusan) Yakni segala hal.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia{ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا } Turunya para Malaikat ke bumi adalah bukti atas rahmat, dan kebaikan, serta berkah yang Allah berikan kepada makhluk di bumi; oleh karena itu jika Malaikat enggan untuk masuk ke suatu tempat, maka itu adalah tanda bahwa tempat itu jauh dari kebaikan dan berkah, sebagai contoh : ruangan yang didalmnya terdapat gambar yang diharamkan bagi setiap hamba untuk melihatnya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah4. Malaikat berbondong-bondong turun ke bumi beserta Jibril di antaranya pada malam ini atas perintah Tuhan mereka untuk menunaikan setiap perkara yang hendak dipenuhi oleh Allah di tahun berikutnya, dan memberikan kebaikan untuk orang-orang yang taat, di antaranya adalah ada yang mendoakan keselamatan mereka, memohonkan ampun dan mendoakan mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ} dan Jibril AS {dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan} menunaikan kekuasaan Allah pada tahun itu
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H4. “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril,” yakni mereka berkali-kali turun pada malam itu, “untuk mengatur segala urusan.”
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam MadinahAyat 1-5 Allah SWT memberitahukan bahwa Dia menurunkan Al-Qur'an di malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh keberkahan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkati) (Surah Ad-Dukhan: 3) yaitu Lailatul Qadar yang ada dalam bulan Ramadhan, sebagaimana Allah SWT berfirman: ((Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan)Al-Qur’an) (Surah Al-Baqarah: 185) Ibnu Abbas dan lainnya berkata bahwa Allah SWT menurunkan Al-Qur'an sekaligus dari Lauhil Mahfuz ke Baitul 'Izzah di langit dunia. Kemudian diturunkan secara terpisah-pisah sesuai dengan kejadian-kejadian dalam masa dua puluh tiga tahun kepada Rasulullah SAW. Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengagungkan perkara Lailatul Qadar yang dikhususkan dengan diturunkan di dalamnya. Jadi Allah SWT berfirman: (Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan (3)) Karena melakukan ibadah di malam Lailatul Qadar sebanding pahala melakukan ibadah selama seribu bulan, telah disebutkan di dalam hadits shahih Bukhari Muslim dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Barangsiapa yang melakukan shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala Allah, maka diampunilah baginya semua dosanya yang terdahulu” Firman Allah: (Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan (4)) yaitu banyak malaikat yang turun di malam kemuliaan ini karena banyaknya keberkahannya. Dan para malaikat turun bersamaan dengan turunnya keberkahan dan rahmat, sebagaimana mereka turun ketika Al-Qur'an dibacakan dan mengelilingi perkumpulan yang melakukan dzikir dan meletakkan sayap mereka menaungi orang yang menuntut ilmu dengan benar karena menghormatinya. Adapun tentang kata “ar-ruh” di sini, dikatakan bahwa yang dimaksud adalah malaikat Jibril yang hal ini termasuk “athaf khas ‘alal ‘am”. Dikatakan juga bahwa “ar-ruh” adalah malaikat tertentu, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surah An-Naba’. Hanya Allah yang lebih Mengetahui. Diriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (Malam itu (penuh) kesejahteraan) dia berkata, yaitu penuh keselamatan, setan tidak mampu berbuat keburukan atau melakukan gangguan padanya. Qatadah dan lainnya berkata yaitu semua urusan ditetapkan di dalamnya dan semua ajal serta rezeki ditakdirkan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah (4)) (Surah Ad-Dukhan) Firman Allah: (Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar (5)) diriwayatkan dari Asy-Sya'bi tentang firmanNya: (untuk mengatur segala urusan (4) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar (5)) dia berkata yaitu salamnya para malaikat di malam Lailatul Qadar kepada orang-orang yang ada di dalam masjid sampai fajar terbit. Qatadah dan Ibnu Zaid berkata tentang firmanNya: (malam itu (penuh) kesejahteraan) yaitu semuanya baik, tidak ada suatu keburukan pada malam itu sampai matahari terbit
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)Dari keistimewaan dan keutamaan malam lailatul qadr adalah : { تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ } pada malam itu malaikat dengan jumlah besar turun ke bumi, malaikat itu hadir ke masjid-masjid, mereka hadir di antara jamaah kaum muslimin yang sedang melakukan ibadah, para Malaikat itu menjaga orang-orang beriman dan membantu mereka dalam menghidupkan malam itu dengan shalat dan ibadah lainnya. { وَالرُّوحُ } Dan bersama mereka ada Malaikat Jibril - عليه السلام - , Ruh yakni Malaikat Jibril , karena Allah menyebutnya dengan ( الروح الأمين ) , penyebutan "Ruh" dalam ayat ini adalah penyebutan khusus setelah sebelumnya disebutkan Malaikat secara umum, dalam riwayat lain dikatakan : yakni ruh adalah bagian daripada malaikat-malaikat yang turun pada malam itu. Sedangkan maksud { مِنْ كُلِّ أَمْرٍ } “min kulli amr” dalam ayat tersebut adalah bahwa ketika Malikat-malaikat itu turun akan banyak keselamatan atau kesejahteraan untuk setiap urusan (perkara).
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 HKemudian Allah mengabarkan yang terjadi pada malam tersebut, Allah berfirman: تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا " Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril " Turun tahapan demi tahapan, karena para malaikat adalah penduduk langit, dan langit berjumlah tujuh langit, maka para malaikat turun tehapan demi tahapan sehingga memenuhi bumi, dan turunnya malaikat adalah alamat yang menunjukkan rahmat, kebaikan dan keberkahan, oleh karenanya apabila malaikat enggan memasuki suatu tempat, itu menunjukkan bahwa tempat tersebut yang malaikat enggan memasukinya, tidak ada rahmat, kebaikan dan keberkahan di dalamnya, keperti tempat yang ada gambar-gambar (makhluk bernyawa) di dalamnya. Sesungguhnya para malaikat tidak akan memasuki rumah yang terdapat gambar makhluk bernyawa di dalamnya. Maksudnya gambar yang diharamkan, karena apabila gambar makhluk bernyawa dihinakan dijadikan alas kasur atau lap, kebanyakan ulama membulehkannya, dengan begitu malaikat tidak akan enggam memasuki tempat tersebut, karena seandainya malaiikat enggan masuk maka tentu sudah dilarang. Maka para malaikat akan tururn pada lailatul qadr dengan jumlah banyak, turunnya mereka adalah kebaikan dan keberkahan. Ar-Ruh ialah malaikat Jibril alaihissalaam, allah mengkhususkan penyebutannya karena kemuliaan dan keutamaannya, dan firman Allah Ta'ala بِإِذْنِ رَبِّهِمْ "dengan izin Rabb mereka" Maknanya: dengan perintah-Nya, dan yang dimaksud izin di sini adalah izin kauniy (terjadi takdir). Kerena izin atau perintah Allah terbagi menjadi dua: Izin kauniy (segala kejadian) dan izin syar'iy (aturan syari'at) . Maka firman Allah Ta'ala شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ " yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? "(QS. Asy-Syura: 21) maknanya adalah apa-apa yang tidak Allah izinkan secara syari'at, karena Allah telah mengizinkan terjadi secara takdir (perbuatan mereka). Telah disyari'atkan selain Allah tetapi itu tidak berdasar izin Allah secara syar'iy. Dengan demikian, ayat ini بِإِذْنِ رَبِّهِمْ "dengan izin Rabb mereka" maknanya adalah perintah Allah secara taqdir (kejadian yang pasti terwujud). Firman Allah: مِنْ كُلِّ أَمْرٍ " dengan segala urusan." Dikatakan bahwa huruf من [min] mbermakna al-baa: "dengan" Maknanya: dengan segala urusan Allah memerintahkan dengannya, urusan ini tidak dijelaskan, kita tidak mengetahui berupa urusan apakah itu. Tetapi kita katakan bahwa turunnya malaikat-malaikat ke bumi adalah pertanda kebaikan, rahmat dan keberkahan.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Qadr ayat 4: 3-5. Allah mengabarkan bahwa tahun di malam ini lebih utama dibandingkan seribu tahun. Allah juga mengabarkan bahwa para malaikat dan bersamanya Jibril turun pada malam ini dari langit menuju ke bumi dengan izin Allah dan juga perintah ketuhanan. Dan Ia juga mengabarkan bahwa malam Al Qadr meliputi keselamatan dimulai dari awal malam sampai munculnya fajar, tidak terdapat di dalamnya kejelekan atau kesedihan yang palsu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.IIbnu Katsir berkata, “Banyak para malaikat yang turun pada malam ini karena banyak keberkahannya, dan para malaikat turun bersamaan turunnya berkah dan rahmat, sebagaimana mereka turun pula ketika Al Qur’an dibaca, (turun) mengelilingi majlis dzikr dan menaruh sayap-sayapnya kepada penuntut ilmu karena memuliakannya.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةٌ سَابِعَةٌ أَوْ تَاسِعَةٌ وَ عِشْرِيْنَ إِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تِلْكَ اللَّيْلَةَ فِي الْأَرْضِ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ الْحَصَى “Malam Lailatul Qadr itu adalah malam ke 27 atau 29. Sesungguhnya para malaikat pada malam itu di bumi lebih banyak daripada banyaknya batu kerikil.” (HR. Ahmad dan Thayalisi. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 5473). Qatadah berkata, “Pada malam itu ditentukan segala urusan dan ditentukan ajal dan rezeki, sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,” (Terj. Ad Dukhaan: 4)
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qadr Ayat 4Pada malam itu turun para malaikat dan ruh, yakni jibril, dari langit ke bumi dengan izin tuhannya untuk mengatur semua urusan makhluk yang telah ditentukan-Nya di lauh mahf'z untuk satu tahun mendatang, seperti umur, rezeki, kematian, dan sebagainya. Inilah yang membuat malam itu begitu mulia. 5. Sejahteralah malam itu sejak matahari terbenam sampai terbit fajar. Pada malam itu Allah hanya menentukan keselamatan dan kesejahteraan bagi makhluknya. Para malaikat juga turun secara bergelombang sambil membawa rahmat, kebaikan, salam, dan berkah dari Allah. Pada malam itu pula, tiap kali berjumpa dengan orang beriman, para malaikat pasti mengucapkan salam kepadanya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah aneka ragam penafsiran dari beragam ahli ilmu terkait kandungan dan arti surat Al-Qadr ayat 4 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk ummat. Bantulah kemajuan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.